Jumat, 03 April 2009

Diposting oleh alom_doank

Sebuah ujicoba obat untuk mengatasi masalah pembesaran prostat pada pria ternyata efektif mencegah penyakit itu berkembang menjadi kanker.

Empat tahun masa percobaan obat dutasteride yang melibatkan 6.500 pria itu menunjukkan, mereka yang minum dutasteride risikonya 23 persen lebih rendah terkena kanker prostat dibanding yang minum pil plasebo.

Seluruh responden dalam penelitian itu berisiko tinggi terkena kanker. Sebenarnya, potensi obat jenis ini sebelumnya sudah diketahui mencegah kanker prostat. Di tahun 2003, para ilmuwan menunjukkan obat sejenis, finasteride, yang mampu mengurangi risiko kanker hingga seperempat pada pria sehat yang memiliki tumor agresif.

Kedua jenis obat tersebut, finasteride dan dutasteride, diresepkan oleh dokter untuk pria yang mengalami pembesaran kelenjar prostat yang bersifat jinak. Pembesaran kelenjar prostat umum dialami oleh pria yang sudah menua dengan gejala berupa sering buang air kecil dan sakit saat berkemih.

Pada ujicoba obat terakhir yang dilakukan oleh GlaxoSmithKline, produsen dutasteride, diketahui para pria yang berisiko tinggi terkena kanker, berdasarkan hasil tes darah, namun penyakitnya tidak berkembang menjadi kanker.

Selama penelitian, setiap hari para responden diberikan dutasteride atau plasebo. Dalam kurun waktu riset ini, 659 pria yang minum obat terkena kanker prostat dan 858 pria dari kelompok yang diberi pil plasebo.

Pada pria yang punya riwayat keluarga menderita kanker prostat, obat tersebut disebutkan mengurangi risiko kanker hingga 31 persen. Para peneliti yakin, kebanyakan tumor yang terdeteksi selama penelitian sebelumnya mungkin sudah ada, namun ukurannya kecil sehingga belum bisa terdeteksi.

Kendati obat ini berpeluang menjadi obat pencegah kanker, namun para ahli berpendapat masih diperlukan penelitian lebih lama lagi. "Tentu kita belum tahu apa yang akan terjadi dengan para responden di kemudian hari, apakah mereka akan terkena kanker atau tidak. Itu sebabnya butuh waktu lebih panjang lagi," kata Dr Helen Rippon, ketua peneliti dari The Prostate Cancer Charity, Inggris, menanggapi hasil penelitian ini.

0 komentar:

Posting Komentar