Sabtu, 23 Januari 2010

Diposting oleh alom_doank

Memasuki minggu ke 35- kehamilan, anda dan pasangan anda sangat dianjurkan untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi proses persalinan dengan pengetahuan cukup mengenai bagaimana mengantisipasi risiko persalinan, apa saja yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi proses persalinan, tahap-tahap persalinan,cara mengatasi rasa sakit tanpa obat-obatan, efek samping yang mungkin timbul karena pemakaian obat-obatan.Hal ini penting bagi anda berdua agar tidak panik dan bertindak tergesa-gesa.

1. Mengantisipasi masalah dan resiko persalinan.
Trisemester ketiga merupakan saat dimana anda sudah mulai disibukkan dengan persiapan persalinan. Sesuai dengan usia kehamilan maka kunjungan ke dokter pun menjadi semakin sering, dengan tujuan untuk memastikan bahwa kehamilan anda termonitor dengan baik, sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat segera diambil tindakan. ada dua masalah yang perlu diwaspadai pada trisemester ketiga ini, yaitu:

- Komplikasi
Komplikasi kehamilan adalah masalah-masalah yang sering terjadi pada kehamilan menjelang akhir ini seperti perdarahan, plasenta previa, cerviks lemah, preeklamsia dan eklamsia, posisi bayi, dan gangguan-gangguan kehamilan lainnya yang dapat berisiko pada bayi maupun ibunya.

- Kelahiran prematur
Kelahiran prematur yang paling sering terjadi pada usia kehamilan mencapai 35-36 minggu, yang berarti ada pada trisemester ketiga. oleh karena itu pada masa trisemester ketiga ini baik ibu maupun suami perlu memiliki pengetahuan tentang gejala kelahiran prematur. Dokter atau bidan yang sudah berpengalaman biasanya mengetahui ciri-ciri kelahiran prematur, sehingga kunjungan ke dokter pada masa ini dianjurkan untuk lebih sering dilakukan.

Resiko yang perlu anda tahu di saat proses kelahiran adalah :

1. Letak dan posisi terakhir bayi :
Letak dan posisi bayi dapat berubah bahkan dalam detik-detik terakhir keluarnya tanda-tanda akan melahirkan. Penyebabnya bisa bermacam-macam. Bisa dari bayi sendiri atau bisa juga dari ibu. faktor penyebab dari bayi misalnya karena tali pusar yang pendek, terjadi lilitan tali pusar, kelaainan kepala karena hydrocephalus atau anensefalus 9tanpa tengkorak kepala), kehamilan kembar, air ketuban yang berlebihan atau terlalu sedikit. sedang faktor penyebab dari ibu misalnya kelainan bentuk rahim karena mengalami myoma, letak plasenta yang kurang pas, dan kelainan bentuk panggul. Letak dan posisi bayi yang tidak pas jelas bisa menyulitkan kelahiran. Kita mungkin mengenal masalah letak yang tidak pas ini dengan istilah sungsang. Tetapi sebetulnya selain sungsang kesalahan letak bayi ada juga yang disebut melintang. Dikatakan sungsang jika janin terletak memanjang dengan kepala di bagian atas, dan pantatnya menempati bagian bawah. sedangkan letak lintang terjadi apabila janin melintang di dalam rahim dengan kepala berada di salah satu sisi rahim dan pantatnya disisi yang lain.

Jika posisi sungsang sudah diketahui sejak usia kehamilan 32 minggu, maka ibu bisa mencoba melakukan gerakan antisungsang seperti yang diajarkan pada senam hamil. Hal ini jauh lebih baik untuk dilakukan daripada tindakan memutar janin dari luar. Dewasa ini tindakan memutar janin dari luar sudah jarang dilakukan karena dinilai dapat membahayakan bayi dan ibunya.
Sedangkan jika baru diketahui saat persalinan, maka harus dipercayakan kepada tenaga ahli untuk menanganinya jika tidak mendapat perhatian serius hal ini dapat menyebabkan komplikasi rasa sakit yang berlebihan, cacat permanen, sampai kematian bayi atau ibu. Dokter atau bidan biasanya akan menganjurkan tindakan operasi untuk mengatasinya. Teknologi kedokteran saat ini telah sangat membantuk kelahiran bayi sungsang, sehingga anda tidak perlu terlalu khawatir. Yang penting adalah kondisi ini diketahui oleh dokter atau bidan secara pasti sehingga bisa diputuskan langkah berikutnya.

2. Waktu yang dibutuhkan dalam proses kelahiran
Proses dan lamanya waktu dari munculnya tanda-tanda kelahiran hingga terjadinya kelahiran bervariasi antara satu perempuan dengan perempuan lainnya. Ada yang hanya membutuhkan waktu 2 jam dari saat perut terasa mulas sampai bayi keluar. Ada juga yang membutuhkan waktu 2 hari 2 malam, tetapi umumnya berkisar antara 12-24 jam. Lamanya proses kelahiran ini berhubungan dengan kemampuan peristaltic rahim. Jika proses peristaltik berlangsung lemah lembut, maka bayi akan sulit keluar. Menghadapi kondisi seperti ini biasanya dokter akan memberikan obat perangsang agar bayi cepat keluar.

3.Operasi Caesar
Jika hasil pemeriksaan dokter menunjukan ada kelainan-kelainan pada kehamilan yang dapat mengganggu proses persalinan, maka salah satu jalan kelaurnya adalah dengan operasi caesar. Operasi caesar bisa terjadi dengan prediksi terlebih dahulu, jadi telah diketahui sejak sebelum hari kelahiran, sehingga anda lebih siap terutama dari segi biaya. Langkah ini biasanya di ambil jika memang sudah tidak ada pilihan lain.
apabila kondisi kehamilan tidak ada kelainan biasanya dokter atau bidan lebih menganjurkan melakukan proses persalinan secara alamiah karena dinilai lebih baik bagi kesehatan ibu dan bayi.

4. Kelainan His (penguncupan rahim yang menyebabkan rasa mulas)

Terjadinya his merupakan salah satu tanda akan melahirkan. Tetapi kadangkala his ini terjadi dengan tidak normal atau dengan kata lain terdapat kelainan. Ada tiga macam kelainan his, yaitu yang sifatnya terlalu lemah, terlalu kuat dan inkoordinasi otot rahim.

His yang terlalu lemah mengahambat proses persalinan,sehingga dewasa ini keadaan seperti ini tidak akan dibiarkan terlalu lama karena dapat menimbulkan kelelahan otot rahim. Biasanya dokter atau bidan akan mengawasi dan menilai apakah perlu dirangsang atau tidak.
sebaliknya his yang terlalu kuat dan sering lebih berbahaya karena tidak memberi kesempatan relaksasi pada otot rahim.inilah yang seringkali menyebabkan persalinan tidak pada tempatnya atau prosesnya terlalu cepat, yaitu hanya 2-3 jam, bayi juga bisa kekurangan oksigen sehingga dapat menimbulkan kematian, selain itu hal ini juga bisa menyebabkan bayi mengalami trauma,misalnya perdarahan dalam tengkorak karena mengalami tekanan yang kuat dalam waktu singkat. ibu juga bisa mengalami luka yang luas pada jalan lahir bahkan sampai menimbulkan perdarahan. Yang lebih berbahaya lagi jika ini ditambah kondisi panggul yang sempit dan kelainan letak janin yang bisa menyebabkan pecahnya rahim yang membahayakan jiwa ibu dan bayi.

5. Perdarahan
Resiko persalinan lainnya adalah perdarahan, yaitu terjadinya pengeluaran darah yang berlebihan sehingga bisa membahyakan nyawa ibu. Untuk itu pemeriksaan intensif menjelang persalinan menjadi penting untuk mengidentifikasikan dan mengantisipasi resiko ini. Konsultasikan dengan dokter apakah anda perlu menyediakan darah cadangan (dari pasangan atau keluarga).

0 komentar:

Posting Komentar